Kamis, 20 Maret 2014

KEPADA HUJAN YANG DATANGNYA DIAM DIAM



Kepada hujan;
yang datangnya diam-diam
aku masih menyaksikan keriaan di mata sepasang bunga perdu
ketika kau hadir, sore ini

sepucuk rindu yang degupnya tidak bisa kuhitung
masih saja bertahan di ruang dada

sudah lama aku merindukanmu; bisikku diam-diam
sebelum semuanya jatuh deras seperti
tumpahan batu burung-burung Ababil

hujan selalu mengisyaratkan pertemuan
sebagai ruh mekar sekuntum lily yang sempat
ditinggalkan musim

Aku berdiri kelabu
diantara ranting cokelat pohon jambu
menatap setiap luruh yang jatuh
sebagai rindu yang meriuh

Tidak ada komentar: