Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Diperkosa Batman

Gambar
Kau selalu menganggap bahwa apa pun yang terjadi di dalam mimpi tidurmu adalah memiliki arti. Berulang kali kau menanyakannya kepadaku seolah aku ini adalah dukun segala tahu atau yang lebih parah, kau seakan menganggapku buku primbon: yang selalu memiliki arti dari semua mimpi yang terjadi di dalam tidur semua umat manusia di bumi ini. Ini sangat menjengkelkan. Malam ini. Atau tepatnya tengah malam kau membuatku begitu berang. Bagaimana tidak, kau tiba-tiba menangis sekencang-kencangnya seolah sesuatu terjadi begitu parah dan membuatmu sangat terluka. Aku sudah bisa menebak bahwa kau mimpi buruk lagi, seperti yang sudah-sudah. Perkiraanku ternyata benar. Kau mimpi lagi. Mimpi yang sangat buruk. Kalau kuhitung-hitung, ini mimpi ke seratus dua puluh tiga hari setelah aku menikahinya. Dan, ini pun adalah hari ke seratus dua puluh tiga pernikahanku. Ini artinya, kau tidak pernah absen bermimpi di malam-malam kebersamaan kita. Dan, kau selalu saja menuntut jawaban atas arti dari

Orbit

Bahkan, bila matamu adalah matahari aku rela mengerang karena terpanggang oleh sorotmu Kau adalah orbit tata surya menjadi dekap dalam semestaku Garut, 28 September 2016

Melankolia September

Gambar
 Melankolia September Aku tidak sedang mengeja musim. Tentu saja. Tidak sedang merapal gemuruh di tangkai gerimis. Aku sedang merindu kehangatan. Dari sepasang matahari yang terdampar pada matamu. Seperti angin yang mendesir. Rindu mencucuk tulang selayak salju musim dingin. Menikam. Merajam. Mengancam. Tak mampu kuredam. Aku merindukan degup. Dari denyut sepasang jantung yang saling bercerita: perihal rekah bunga melati, perihal rebah rumput ilalang, perihal resah tentang kepergian. Aku tidak sedang melafal debur ombak. Tentu saja. Aku tidak sedang menjaring badai yang lantak di landai pantai. Aku sedang merindu dermaga, tempat kita kerap terdampar. Aku menjadi suar, kau sampannya. Seperti September. Rindu meruya bersama hujan. Datang tiba-tiba, menjadi genang di ruang kenang. Riuh. Bergemuruh. Tanpa lenguh. Tak disuruh. Aku merindukan cahaya. Dari gelap yang kautinggalkan. Dari kisah yang kausisakan: perihal mekar bunga kemboja, per

LAKI-LAKI LUKA

Gambar
Laki-laki Luka 1/ Kita adalah sepasang luka yang ditanak waktu dimatangkan usia perihal badai perihal gelombang adalah keteguhan sampan yang terombang-ambing samudera hidup : kita telah melewati banyak hal /2 Kita adalah sepasang musim yang bergerak dalam takdirnya masing-masing kau musim utara aku musim selatan apakah kita pernah menyatu? sekadar bertegur sapa dalam bahasa angin, hujan-kemarau pun tidak : kita telah saling pergi saling meninggalkan 3/ Kita adalah sayap-sayap patah yang getas merapuh lantas lumpuh tidak ada udara kosong tempat kita saling mengepak oh, betapa langit luas hanyalah kepedihan yang abai diarungi : kita terluka dalam sayap keterasingan /4 Kita sepasang luka perempuan luka laki-laki luka perihal lalu perihal ingatan perihal kenangan yang terserak Adakah kita pernah saling mengingat? sekadar menjemput kenang untuk dikembalikan musim /5 Cermin kita telah pecah, Sayang luka kita: sama berdarah lambat menger