Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

21 Buku Terbaik Versi Saya Bagian Terakhir

Gambar
03. Ayat-ayat Cinta – Habiburahman El Shirazy Tahun terbit: 2004 Penerbit: Republika, Jakarta Tadinya, saya sangat antusias memasukkan novel Ayat-ayat Cinta 2 masuk ke dalam list, namun, sesuatu hal mengurungkan niat tersebut. Saya tidak sedang menyebutkan bahwa Ayat-ayat Cinta mengalami penurunan kualitas disbanding Ayat-ayat Cinta yang pertama, tidak sama sekali. Dari segi apa pun, kedua seri novel ini jelas sangat luar biasa dan tidak perlu diperdebatkan. Hanya saja, saya harus memilih di antara kedua novel tersebut. Tidak ada larangan untuk memasukkan dua buku dari pengarang yang sama ke daftar saya. Akan tetapi, kecuali, Rectoverso dan Intelegensi Embun Pagi—Dee. Sepertinya saya harus mempertimbangkan untuk memilih salah satunya. Kesuksesan Ayat-ayat Cinta pertama membuat saya mempunyai expectasi berlebih untuk serial kedua. Nyatanya, saya mengalami sebuah kekecewaan. Sekali lagi bukan berhubungan dengan kualitas. Ketika saya memulai membaca Ayat-ayat

21 Buku Terbaik Versi Saya Bagian Keempat

Gambar
07. Payudara – Langit Amaravati Tahun terbit: 2013 Penerbit: Metafor Imagination, Bandung Bicara Payudara adalah bicara soal perempuan. Bicara soal perempuan dengan permasalahan yang menghinggapinya. Ada banyak kisah yang diusung di dalam buku ini yang berputar di masalah perempuan yang selalu menjadi korban kemalangan dari dominasi lelaki juga tabiatnya. Sebuah perlawanan perempuan terhadap kekuasaan lelaki yang terlampau kejam. Perlawanan perempuan terhadap kontruksi adat yang menjadikan lelaki adalah orang yang selalu harus dituruti dan diikuti. Sebuah perlawanan perempuan terhadap kesewenang-wenangan kaum lelaki. 27 kisah di dalam buku ini pada akhirnya mengantar Langit mengikuti Ubud Writers and Readers Festival, Bali, pada tahun 2013. Jangan terkecoh dengan penampakan cover yang terkesan vulgar . Bila kalian memikirkan kisah-kisah vulgar seputar perempuan di dalamnya, jelas kalian tidak akan menemukannya. Pada kebanyakan ki

21 Buku Terbaik Versi Saya Bagian Ketiga

Gambar
12. Negeri Para Bedebah – Tere Liye Tahun terbit: 2012 Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta saya mengalami sedikit kesulitan ketika harus memilih novel mana yang ditulis oleh Tere Liye yang layak saya masukkan ke daftar terbaik. Ada banyak pertimbangan untuk memasukkan salah satunya. Dari sekian banyak novel Tere yang saya miliki, Negeri Para Bedebah inilah yang berhasil menarik perhatian saya, selain Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin. Penulis yang satu ini memang sangat luar biasa. Sangat produktif, karya yang dihasilkannya selalu disambut antusias oleh pubklik yang menjadikan banyak buku Tere mendapat stempel best seller. Negeri Para Bedebah bertemakan masalah ekonomi politik yang terjadi di Indonesia. Tokohnya sendiri bernama Thomas, seorang konsultan keuangan yang namanya sudah sangat mendunia. Kisahnya sendiri menceritakan bagaimana nasib seorang Thomas yang kehilangan orang tuanya harus berjuang untuk hidup mandi

21 Buku Terbaik Versi Saya Bagian Kedua

Gambar
17. Pintu Terlarang – Sekar Ayu Asmara Tahun terbit: 2009 Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Bagi penyuka novel thriller, buku ini tidak layak untuk diabaikan. Cerita di dalamnya sanggup membuat saya berdebar-debar. Penulis seolah membawa pembaca ke dalam sebuah teka-teki yang sengaja ditebar di dalam cerita ini. Sesekali saya mengerutkan dahi berpikir, sesekali pula saya harus membuka halaman yang telah dibaca hanya untuk memastikan bahwa petunjuk dari teka-teki itu tidak saya lewatkan. Membaca novel ini mengingatkan saya akan cerita-cerita yang biasa ditulis oleh Agatha Christie, penuh kejutan, juga ketegangan. Cerita ini sendiri menceritakan seorang pematung terkenal bernama Gambir yang hidupnya diatur oleh istrinya yang sangat berkuasa bernama Talyda. Pernikahan Gambir seakan sengaja dibuat terombang-ambing oleh permainan yang penuh siasat dan tipu daya istrinya sendiri. Pintu rahasia yang tanpa sengaja ditemukan o