Pung sudah memutuskan bahwa hari inilah ia harus melakukannya. Semalaman tadi, Pung sudah bergulat dengan pertarungan tak terelakkan dalam dirinya, hingga tidurnya terlalu terlambat untuk dilakukannya. Di satu sisi, ia ingin melakukannya. Di sisi yang lain, ia tidak ingin melakukannya. Pertarungan tidak selalu harus dimenangkan salah satu kubu. Namun, sekali ini ada kubu yang harus memenangkan pertarungan. Pung memutuskan: ia harus melakukannya. Pung berdiri dalam kebimbangan yang tak seharusnya. Berkali-kali ia mencoba berdamai dengan gejolak dadanya yang tiba-tiba bergolak, tetapi itu saja tidak cukup. Gejolak dada itu seolah melakukan penolakan. Namun mau apalagi, Pung pada akhirnya harus mengabaikannya. Ada desir nyeri yang merambat tiba-tiba. Ia harus melepas apa-apa yang pernah dimilikinya, meski itu sebuah penderitaan. "Aku ingin menjual kemalangan." Pung mengatakannya dengan ucapan penuh getar. Ia---sebenarnya---masih belum rela atas keputusanny