Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

LELAKI TUA DAN SPBU

Suatu saat aku tertegun,wajah ringkih memeluk pagi dengan sengaja, ya...sosok renta dengan beban dipinggang cemas dan harap yang dijalin pada cangkul yang telah kering,kemarau telah menjilati kesendirian pematang akan sawah. apa yang terjadi,hingga rentanya menapaki sekat demi sekat beranda spbu ingin kutanyakan,namun belum saatnya;sebab mega tiba-tiba datang memburu penantiannya, penantian akan bulatan penuh pengganjal perut tuanya. Tiba-tiba sang borjuis datang dengan mobil benderang,mata sang renta mengilau memapah gerimis, apa yang difikir,mungkin kecewa atau hasrat yang menggunung,mungkin pula rasa iri hingga jakun sang proletar mendaki dan menurun;mungkin rasa laparnya diseret burger yang meletup dashboard sang kaya. Jam berapa sekarang? tanyanya pada asap hitam yang menemaninya,sambil memegang perut kurusnya;mungkin lapar telah memanjakannya dan teriakkan dahaga seakan menari bersama dentuman knalpot motor bodong. sudah semenjak kemarau yang datang tergesa,tangan l

LEMBAR KENANGAN

 Sejumput kenangan sedari tadi kulahap lembar demi lembar  dari laci masa lalu kukeluarkan,berdebu banyak usang disana sini  menemani malam yang telah lama berkemas seiring lembayung menyeka merahnya akan gelap.  banyak cerita yang terlupa,bahkan terluka selebihnya cerita yang sama tentang pagi,tentang malam. Baru kusadari,ternyata hitam ,putih bahkan kelabu telah berlalu,dan menyisakan berulang tanya dan jawab yang bertindih.Andai aku menyapu kembali kelu yang sempat tertahan lalu mengumpulkan serakannya sebisaku, mungkin ranting cemara yang sempat layu dipermainkan kemarau akan tertawa melanjutkan persemiannya kepada musim. Kutarik kursi dari sepi,memungut lembaran pucat yang berserakan diatas meja; kubaca dengan lirih,selebihnya seperti mengeja hidup akan belantara memori. detik waktu menyeret-nyeret menemani opera malam yang sedari tadi mencandaiku,ku semakin larut,pada windu keenam kutersenyum,pun dasa kelima kumengerut dahi,pada caci yang memaki ilalang kala itu. terus t

AKU PULANG

 Telah beratus purnama kusimpan, dan beratus pagi kusingsingkan, hingga cermin ini begitu kencang berdegup, jantungku tersenyum,seikat tawa melagukan melodi merdu sesaat lalu. Aku pulang,membawa sekuntum mawar yang merekah dipenghujung embun tadi pagi. kubawa tawa dalam dekapan,aku pulang hingga rindu ini jadi sempurna. selintas bayang yang mengendap-endap di telaga mata kubawa serta, tunggu aku di muka pintu,cumbulah hinnga jemu sebab aku membawa surga untukmu.