Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

DEMI (MU) PUISI

Gambar
Demi (mu) Puisi Mari memungut puisi yang terlepas, berserakkan, menjadi keping-keping terberai adakah kau bersedia membuka tanganmu demi puisi yang pernah kutanak bersama air mata dan lelah? Mari memungut puisi yang terbang, berlesakkan, menjadi debu-debu beterbangan adakah kau bersedia menjadi udara demi puisi yang pernah kuhirup bersama napas sunyi dan kesenyapan? Mari memungut puisi bersamamu sebab, aku ingin kembali menjadi alir dan desah sungai-sungai pengharapan puisi bersamamu demi puisi Sindang Rasa, 28 Agustus 2016

Boby di Dalam Kepalaku

Gambar
Saya kira, yang bergerak-gerak dan sesekali mematuk-matuk isi kepala dan terkadang membuat saya menjerit tertahan karena kesakitan adalah sesuatu yang kecil, semacam binatang yang menjijikan; misalnya saja belatung atau seekor larva. Dan, saya kira pula bahwa sesuatu yang melata dan menjalar di dalam kepala saya adalah seekor binatang berkaki banyak, yang tentu saja ketika sesuatu itu bergerak, dengan segera aku merasakan sensasi kegelian. Ternyata, dugaan saya, salah. Semua itu keliru. Pagi ini--seperti pagi-pagi sebelumnya, sesuatu itu kembali menyerang isi kepala. Sekali ini, serangannya adalah kombinasi keduanya: mematuk dan melata . Saya berteriak-teriak seolah orang gila di rumah sakit jiwa. Bagaimana tidak, aku merasakan sesuatu itu tanpa perikemanusiaan menyerangku dengan membabi buta ( apakah kalau babi buta menyerang bisa seagresif ini? Apa yang terjadi bila bukan babi yang buta, bisa gajah atau kuda nil atau banteng buta? Ah! Pikiranku mulai melantur begitu saja). S

Perihal Kota yang Merahasiakan Banyak Hal

Gambar
Perihal Kota yang Merahasiakan Banyak Hal Menujumu, semua yang terserak menjadi padu menjadi ingatan bebal yang kerap menebal Di sini, api lama telah padam asap yang membubung cukup lama disembunyikan angin Namun, separuh kenang tertahan lengang di antara dinding jarak yang mengarak Aku kembali menujumu menuju kota-kota yang kerap kami singgahi di masa yang lalu. Dulu. Lantas, kamu sekarang di mana? Kini? Kotamu merahasiakan banyak hal, perihal gadis yang dicumbui musim gugur dan lebur Menujumu, ke mana? Cilawu-Salawu, 09 Agustus 2016

Kesunyian Abadi

Gambar
 Kesunyian Abadi Barangkali, lonceng di dadamu sudah lama mati. Dongeng-dongeng malam para pejalan kaki sudah lama terhenti di ruang tunggu ingatanmu. Kesunyian tumbuh di kepalamu setelahnya. "Tidak ada yang lebih sepi dari kesunyian." Itu katamu. "Tidak ada yang lebih sunyi dari ditinggalkan." Seorang gadis menyulam malam dengan dada yang lebam, dada yang dendam. Sang Kekasih tak kembali. Dilarung angin, dilarung samudera. Lantas, adakah yang lebih tabah dari desah napas yang didedah amarah? Adakah yang lebih tabah dari air mata yang bedah kerana resah-gelisah? Oh, betapa kekasih telah mencipta mantera paling hening di selasar jiwamu. Kekasih pergi, kesunyian menjadi abadi, sepi, pasti. Garut, 05 Agustus 2016

SONG FOR YOU*

Gambar
SONG FOR YOU * Don't cry just sweep your pain from your eyes that makes me fall to your heart Untuk yang di sana, apa kabarmu? Lama tidak kudengar kabar beritamu. Ketika angin selatan berembus, aku tanyakan kepadanya: apakah kamu baik-baik saja? Pun kepada angin utara yang berembus dengan aroma dingin yang menusuk, hal yang sama: kamu baik-baik saja, kan? Jika jarak membuatmu menangis, menangislah sebisa yang kamu mampu. Biarkan segala sesak yang berdesakan mengalir jatuh dari tubir matamu. Hapuslah atau biarkan semua luka mongering dengan sendirinya. Jangan tanyakan kenapa aku pergi, sebab pada akhirnya hidup adalah perkara meninggalkan dan ditinggalkan. sorry, it's all i can say to your heart you'll always with me Ada banyak hal yang tersisa dari pertemuan, ada banyak hal pula yang tersisa dari perpisahan. Namun, ada banyak hal yang tersisa dari keduanya. Kerinduan yang membeku. Menunggu musim mencairkan segala gigil salju ruang dada. Aku selal