BEDA
Untukmu,yang slalu memicingkan sebelah mata aku tak ragu tenggelam dalam kata-kata atau aksara tanpa makna biarku mengendap arus imaji-terka pintaku hanya satu; tersenyum:mungkin sedikit anggukkan hinnga kalamku berarti dan melangkah mulus tanpa jeda satu,atau dua kalimat berseloroh. Untukmu yang kadang jemu menatapku dekaplah aku dalam tidurmu mungkin terpaksa atau pun sekadar menghindar,tak apalah sebab malam tetap setia berkunjung di balik kaca hingga angin bergerak pelan. Untukmu yang senantiasa meracu berhentilah sejenak mungkin langit ingin bertanya; tentang gerimis,juga kemarau datanglah sekejap-bertanyalah tentang ini-itu atau apapun hingga sendiriku ada artinya. Untukmu yang tak peduli akan hari menarilah dengan ringkih melodilah walau sumbang sebab hari inilah adalah indah candai semesta,bukan diam langgamku,soneta indah.