Kamis, 20 Maret 2014

DI SUDUT ALAMANDA



Aku terduduk sunyi di sebuah cafe tua
anggur ditangan kanan dan secawan kenangan lindap di tangan kiriku
aku menatap wajah-wajah tak kukenal
wajah-wajah bisu,
juga wajah-wajah getir
di antara keriaan gerimis yang hadir diam-diam
sepotong cheeseburger tergolek lesu; sarapan pagiku
di antara lembar menu yang juga tergolek lesu

Aku membayangkan kekasih hadir sebagai
kudapan hangat  menu penutup
tak ada keriaan kembang api bulan Desember
sebab kali ini aku berdiri diantara kesendirian bulan November
bulan yang pernah mengucurkan madu diatas piring kita
tapi tidak, kali ini
semua mengalir bersama gerimis yang tumbuh
di pelipir Alamanda
dua purnama lalu            



Tidak ada komentar: