21 BUKU TERBAIK VERSI SAYA
Beberapa tahun belakangan ini, saya
mulai tertarik untuk membaca buku-buku, entah itu sastra atau buku fiksi
popular. Dari sekian banyak buku yang saya baca dan kumpulkan itu, ada beberapa
karya, yang menurut criteria saya adalah yang terbaik. Tentu saja, terbaik bagi
saya belum tentu terbaik bagi Anda. Banyak buku-buku terbaik di luar sana, akan
tetapi saya menilai buku terbaik versi saya berdasarkan buku-buku yang ada di
daftar koleksi saya pribadi.
Ketika banyak buku bagus beredar di
luar sana, saya piker ada banyak yang menurut saya terbaik. Berhubung saya
belum beli dan membacanya, maka dengan otomatis saya tidak akan memasukannya.
Penilaian saya bersifat obyektif,
jadi saya tidak akan menilai berdasarkan nama besar pengarangnya. Tidak semua
penulis besar menghasilkan karya yang besar pula bukan? Ada beberapa nama yang
menurut saya besar, akan tetapi saya tidak memasukkannya ke dalam list. Bukan
berarti jelek, bila buku itu tidak masuk terbaik di versi saya, melainkan, saya
mencoba menimbang-nimbang buku mana saja yang menurut pendapat saya, layak.
Saya menilai dari beberapa aspek
tentu saja: tema yang menarik, gaya bahasa yang dipakai, pesan moral, juga yang
terpenting adalah bisa meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya sebagai
pembaca awam.
Anda mungkin banyak yang tidak
setuju dengan buku-buku yang saya sodorkan. Anda tidak harus mendebat, toh. Ini
hanya masalah selera. Terbaik bagi saya, belum tentu terbaik bagi Anda.
Langsung saja. 21 Buku terbaik di list koleksi buku saya, berdasarkan
urutannya.
21. Running to Hanzin – Utep Sutiana
Tahun terbit: 2016
Penerbit: Rose Book, Trenggalek
Saya tidak perlu me-review
buku ini panjang lebar, sebab buku ini ditulis oleh saya sendiri. Bukan
bermaksud narsis atau bukan tanpa alasan saya memasukkan buku ini ke daftar 21
buku terbaik versi saya. Intinya saya mengapresiasi karya sendiri. Perkara
bagus-jeleknya biarlah pembaca yang menilainya.
Buku ini sendiri berkisah tentang perjuangan seorang
perempuan bernama Gao Ling yang mencintai Yeong mati-matian, sementara yang
bersangkutan tidak mencintainya sama sekali. Perasaannya lebih menganggap Ling
sebagai sahabat ketimbang kekasih. Kenekatan Ling membuat Yaong terpaksa
menikahi gadis itu, akan tetapi setelahnya Yeong lebih memilih pergi jauh
meninggalkan Ling. Pada akhirnya, di tempat yang jauh bernama Leicester, Yeong
menemukan cinta barunya. Konflik pun dimulai ketika Margie, kekasih baru Yeong,
mengetahui masa lalu Yeong, juga perempuan bernama Ling.
Saya tidak perlu menjelaskan kelebihan atau
kekurangan buku ini, sebab, sepertinya sangat tidak etis bila seorang penulis
meresensi bukunya sendiri. Buku ini adalah hasil jerih payah saya selama ini,
dan itu adalah salah satu alasan kenapa saya memasukkannya. Jadi tidak usah mendebat:
kalau kita tidak bisa menghargai karya sendiri, bisa jadi orang lain tidak akan
menghargai karya kita.
Sekali
lagi ini bukan dalam rangka saya bernarsis ria.
20. Eskapis – Arif Fitra Kurniawan
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Fastindo, Semarang
Ada banyak buku kumpulan puisi yang ada di dalam
koleksi saya, kebanyakan buku puisi itu adalah hasil karya teman-teman yang
menjadi friend-list di jejaring
sosial. Dari sekian nama-nama itu, saya memasukkan nama Arif Fitra Kurniawan
ini sebagai yang terbaik.
Di dalam Eskapis saya merasakan ada sesuatu yang
berbeda dari kebanyakan puisi yang pernah saya baca. Arif dengan lihainya
menangkap semua tema yang hadir tidak jauh berada di sekitar kita. Arif
meramunya dengan begitu lincah, menjadikan puisi-puisinya mempunyai corak khas
tersendiri dari puisi-puisi penyair lain.
Saya ambil contoh penggalan puisi dari Eskapis yang
menurut saya sangat brilliant. Memadukan
dua unsur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang menarik dan unik.
PELAJARAN
MENGINGAT PLATO
di antara
keraguan yang memupuk pundak, namanya samar-
samar kau ingat
pernah hidup sebagai pahlawan yang sembunyi
di antara gigi
berlubang kakekmu yang tertembak di perang kemerdekaan.
kau baru tahu
bila mengingat adalah kata lain bersedih. melupakan belum
sempat
diciptakan kamus asing yang menjebakmu di dasar bahasa bertubuh
tebing. ia
girang sekali menyaksikan kau berkali-kali terbanting memanjat
mengerahkan
lenganmu yang asin demi memetik menukarkan wajah remuk
orang lain.
Bagi saya puisi ini sangat menarik. Lebih mirip
prosa ketimbang puisi. Tapi hal tersebut tidak membuat puisi ini kehilangan
daya tenungnya.
19.
In The Time of The Butterflies – Julia Alvarez
Tahun
terbit: 2010
Penerbit:
Algonquin Books, New York
Pada 25 November 1960, tiga perempuan yang saling
berpertalian darah, adik-kakak, ditemukan sudah tidak bernyawa lagi di dekat
puing mobil jeep di dasar jurang dengan kedalaman 50 meter di kawasan pantai
utara Republik Dominika, Amerika Selatan. Surat kabar menceritakan bahwa
peristiwa itu adalah murni sebuah kecelakaan. Padahal pada kenyataannya mereka
itu tewas sebab pemberontakan mereka atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
dictator Jenderal Rafael Trujilo, pemimpin Rep. Dominika yang berkuasa puluhan tahun. Mereka melakukan
perlawanan secara terang-terangan.
Ketiga perempuan itu tewas, sementara satu perempuan
lain selamat. Dari sinilah untuk kemudian cerita itu bisa diangkat. Kisah empat
perempuan yang dijuluki Las Mariposas yang artinya para kupu-kupu.
Berdasarkan kisah nyata, buku ini sangat menyentuh. Di
mana penindasan-penindasan yang dilakukan oleh sang dictator begitu
keterlaluan. Empat perempuan ini berjuang untuk sebuah alasan: melawan
penindasan.
Kisah di dalam buku ini sendiri kemudian diangkat ke
layar lebar.
18.
Selingkuh – Langit Kresna Hariadi
Tahun
terbit: 2013
Penerbit:
Narasi, Yogyakarta
Siapa pun orangnya pasti tidak ingin diselingkuhi,
tentu saja. Sebab segala bentuk perselingkuhan adalah sebuah pengkhianatan. Itu
pula yang terjadi dalam kehidupan Dharmawan. Ia salah memilih teman, sebab
teman inilah yang pada akhirnya menjungkirbalikkan kehidupannya ke titik paling
nadir.
Membaca novel ini membawa saya ke kehidupan yang
sebenarnya. Di mana, saya harus percaya bahwa mempercayai sahabat seratus
persen adalah sebuah kesalahan. Dalam hal ini Dharmawan terlalu percaya bahwa
Darmadi sahabatnya, yang biasa menggarap istri orang, tidak akan melakukannya
pada istri sahabatnya ini. Ternyata, itu salah.
Terlepas dari cerita yang diangkat yang sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, penulis begitu piawai mengemas cerita ini
begitu apik, mengalir deras, namun membuat saya selaku pembaca ternganga pada
akhirnya. Ending yang tidak bisa diprediksi oleh saya. Begitu twist, hingga saya hanya bisa menggumam,
“hah!”
Keren. Ini sangat luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar