Kamis, 20 Oktober 2016

21 Buku Terbaik Versi Saya Bagian Ketiga











12. Negeri Para Bedebah – Tere Liye
Tahun terbit: 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta



saya mengalami sedikit kesulitan ketika harus memilih novel mana yang ditulis oleh Tere Liye yang layak saya masukkan ke daftar terbaik. Ada banyak pertimbangan untuk memasukkan salah satunya. Dari sekian banyak novel Tere yang saya miliki, Negeri Para Bedebah inilah yang berhasil menarik perhatian saya, selain Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin.

Penulis yang satu ini memang sangat luar biasa. Sangat produktif, karya yang dihasilkannya selalu disambut antusias oleh pubklik yang menjadikan banyak buku Tere mendapat stempel best seller.

Negeri Para Bedebah bertemakan masalah ekonomi politik yang terjadi di Indonesia. Tokohnya sendiri bernama Thomas, seorang konsultan keuangan yang namanya sudah sangat mendunia.
Kisahnya sendiri menceritakan bagaimana nasib seorang Thomas yang kehilangan orang tuanya harus berjuang untuk hidup mandiri plus keinginannya untuk membalas dendam atas kematian orang tuanya.

Thomas berusaha menyelamatkan Bank Semesta milik Om-nya, di sinilah petualangannya dimulai. Thomas seorang pekerja keras dan petarung sejati, banyak aksi mendebarkan yang ditulis Tere dalam novelnya kali ini. Kalau boleh berpendapat, cerita novel ini adalah gambaran nyata dari kehidupan ekonomi politik yang terjadi di negeri kita ini yang banyak menampilkan penyelewengan-penyelewengan.

Sangat menarik. Novel ini sendiri pernah menjadi nominasi unggulan di penghargaan Khatulistiwa bersama buku-nya Linda Christantie.

11. Kei – Erni Aladjai
Tahun terbit: 2013
Penerbit: GagasMedia, Jakarta



Salah satu novel unggulan Dewan Kesenian Jakarta 2012, menjadikan novel ini layak menjadi novel terbaik bagi saya.  Novel ini sendiri berlatar belakang kerusuhan yang terjadi di Ambon beberapa waktu lalu. Pertikaian berbau SARA.
Dari segi penokohan, penulis berhasil membangun karakter tokoh utamanya dengan sangat dinamis, karakteristik yang begitu mendalam seolah-olah tokohnya tersebut bukanlah seorang yang fiktif.

Kutemukan cinta di tengah perang. Itu benang merah yang ingin disampaikan penulis. Di mana, cinta itu datang tidak pernah mengenal waktu dan tempat. Dalam situasi peperangan pun cinta itu bisa hadir.

Alurnya begitu mengalir dengan begitu intens, menjadikan cerita ini tidak kehilangan jalur ceritanya dari awal hingga akhir.

Sala dan Namira adalah dua tokoh sentral dalam kisah ini yang keberadaannya benar-benar terasa sangat hidup. Memperjuangkan cinta dengan segala konsekuensinya.


10. Persiden – Wisran Hadi
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Bentang Pustaka, Yogyakarta



Tak ada yang tahu mengapa Cik Inan mendadak berubah sikap, termasuk keempat saudara lelakinya. Penasaran, mereka berusaha mencari tahu penyebabnya.
Namun, tak pernah terbayang jika rahasia Cik Inan akan menyeret mereka ke masalah yang lebih rumit. Bukan hanya menyangkut kelangsungan rumah bagonjong peninggalan leluhur mereka, tetapi juga nama baik dan terutama rahasia-rahasia konyol yang tersembunyi.

Persiden, merupakan salah satu novel unggulan DKJ 2010. Melalui pergulatan sebuah keluarga di simpang Persiden, tempat di mana cerita ini dibuka, Wisran Hadi berusaha menyampaikan konflik tradisi yang terjadi di Sumatra Barat. Kental dengan nuansa Minangkabau, novel ini menggugat polah tingkah kita sehari-hari, sebuah transisi perilaku antara manusia yang menjunjung tradisi dan yang mulai terbawa arus kemodernan.

Wisran Hadi sendiri, penulisnya, sudah berpulang ke hadirat ilahi pada tahun 2011. Sebuah adat, sebuah tradisi, juga sebuah rahasia. Sampai kapan sebuah rahasia bisa dikubur rapat-rapat? Jawabannya bisa disimak di dalam novel ini.

09. Surga yang Tak Dirindukan – Asma Nadia
Tahun terbit: 2014
Penerbit: AsmaNadia Publishing House, Depok




Arini selalu membayangkan bahwa rumah tangganya selalu diberikan kebahagian seperti cerita-cerita di dalam dongeng. Ia selalu membayangkan bahwa suaminya adalah seorang lelaki tampan yang baik hati. Dan, pada akhirnya terbukti. Dirinya dipersunting oleh lelaki yang diimpikannya: Andhika Prasetya atau Pras.

Arini adalah seorang penulis, sedangkan Pras adalah dosen. Rumah tangga mereka sangat bahagia hingga dikarunia tiga orang buah hati.

Semuanya baik-baik saja. Akan tetapi, pertemuan tidak sengaja Pras dengan Mei Rose adalah awal dari keretakan rumah tangga Arini. Pras menemukan sebuah kecelakaan yang melibatkan Mei Rose sebagai korban, perempuan berdarah Tionghoa yang selama hidupnya sangat kenyang dengan penderitaan.
Mei Rose sedang berusaha mengakhiri hidupnya ketika Pras menyelamatkannya. Berulang dan berulang setelahnya Mei berusaha bunuh diri. Pras yang berempati pada akhirnya berbuat baik untuk menikahinya. Ini menjadi suatu rahasia yang kemudian diketahui oleh Arini.

Konflik keluarga. Poligami. Ketabahan.

Novel ini diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Sebenarnya, novel ini sendiri judul aslinya adalah Istana Kedua.


08. Back to Ubud, Another Village Called Home – Amanche Franck OE Ninu, dkk.
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Forum Sastra Indonesia – UWRF – HIVOS



Saya termasuk orang yang beruntung memiliki buku ini. Sebab, penulis-penulis tenar dan potensial berkumpul di sini. Sebut saja: Arif Fitra Kurniawan, Benazir Nafilah Al Fauzi, Frieda Amran, Guntur Alam, Indah Darmastuti, Ratna Ayu Budhiarti, Sandie Firly, Sanie B. Kuncoro, dan yang lainnya. Mereka dengan kelebihannya masing-masing menuliskan karya-karya luar biasa di buku ini.

Ide buku ini sendiri tercetus sebagai gagasan dari Saut Poltak tambunan di sela-sela acara Ubud Writers and Readers Festival di Bali. Gayung bersambut dengan terkumpulnya tulisan dari 16 orang penulis, berupa cerpen juga puisi.

Buku ini ditulis ke dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris. Sementara temanya sendiri berkutat seputar pulang kampung, sesuai dengan subjudulnya: Another Village Called Home, Mudik ke Kampung Lain.
 latar belakang tempat yang berbeda membuat kisah-kisah yang tertulis di dalamnya begitu menarik, begitu Indonesia yang penuh keragaman.

Saya mencoba mengutip salah satu puisi yang ada di dalam buku ini yang luar biasa menarik. Dalam bahasa Inggris.

Solitude
Arif Fitra Kurniawan

God has left me
Prayers have left me
Acts of worship has left me
All the words of forgiveness has left me

Leaving for me
Only a throat


Tidak ada komentar: