12. Negeri Para Bedebah – Tere Liye
Tahun terbit: 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
saya
mengalami sedikit kesulitan ketika harus memilih novel mana yang ditulis oleh
Tere Liye yang layak saya masukkan ke daftar terbaik. Ada banyak pertimbangan
untuk memasukkan salah satunya. Dari sekian banyak novel Tere yang saya miliki,
Negeri Para Bedebah inilah yang berhasil menarik perhatian saya, selain Daun
yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin.
Penulis
yang satu ini memang sangat luar biasa. Sangat produktif, karya yang
dihasilkannya selalu disambut antusias oleh pubklik yang menjadikan banyak buku
Tere mendapat stempel best seller.
Negeri
Para Bedebah bertemakan masalah ekonomi politik yang terjadi di Indonesia.
Tokohnya sendiri bernama Thomas, seorang konsultan keuangan yang namanya sudah
sangat mendunia.
Kisahnya
sendiri menceritakan bagaimana nasib seorang Thomas yang kehilangan orang
tuanya harus berjuang untuk hidup mandiri plus keinginannya untuk membalas
dendam atas kematian orang tuanya.
Thomas
berusaha menyelamatkan Bank Semesta milik Om-nya, di sinilah petualangannya
dimulai. Thomas seorang pekerja keras dan petarung sejati, banyak aksi
mendebarkan yang ditulis Tere dalam novelnya kali ini. Kalau boleh berpendapat,
cerita novel ini adalah gambaran nyata dari kehidupan ekonomi politik yang
terjadi di negeri kita ini yang banyak menampilkan penyelewengan-penyelewengan.
Sangat
menarik. Novel ini sendiri pernah menjadi nominasi unggulan di penghargaan
Khatulistiwa bersama buku-nya Linda Christantie.
11. Kei – Erni Aladjai
Tahun terbit: 2013
Penerbit: GagasMedia, Jakarta
Salah
satu novel unggulan Dewan Kesenian Jakarta 2012, menjadikan novel ini layak
menjadi novel terbaik bagi saya. Novel
ini sendiri berlatar belakang kerusuhan yang terjadi di Ambon beberapa waktu
lalu. Pertikaian berbau SARA.
Dari
segi penokohan, penulis berhasil membangun karakter tokoh utamanya dengan
sangat dinamis, karakteristik yang begitu mendalam seolah-olah tokohnya
tersebut bukanlah seorang yang fiktif.
Kutemukan cinta di tengah perang.
Itu benang merah yang ingin disampaikan penulis. Di mana, cinta itu datang tidak
pernah mengenal waktu dan tempat. Dalam situasi peperangan pun cinta itu bisa
hadir.
Alurnya
begitu mengalir dengan begitu intens, menjadikan cerita ini tidak kehilangan
jalur ceritanya dari awal hingga akhir.
Sala
dan Namira adalah dua tokoh sentral dalam kisah ini yang keberadaannya
benar-benar terasa sangat hidup. Memperjuangkan cinta dengan segala
konsekuensinya.
10. Persiden – Wisran Hadi
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Bentang Pustaka,
Yogyakarta
Tak ada yang tahu mengapa Cik Inan mendadak berubah sikap, termasuk keempat saudara lelakinya. Penasaran, mereka berusaha mencari tahu penyebabnya.
Namun, tak pernah terbayang jika rahasia Cik Inan akan menyeret mereka ke masalah yang lebih rumit. Bukan hanya menyangkut kelangsungan rumah bagonjong peninggalan leluhur mereka, tetapi juga nama baik dan terutama rahasia-rahasia konyol yang tersembunyi.
Persiden, merupakan salah satu novel unggulan DKJ 2010. Melalui pergulatan sebuah keluarga di simpang Persiden, tempat di mana cerita ini dibuka, Wisran Hadi berusaha menyampaikan konflik tradisi yang terjadi di Sumatra Barat. Kental dengan nuansa Minangkabau, novel ini menggugat polah tingkah kita sehari-hari, sebuah transisi perilaku antara manusia yang menjunjung tradisi dan yang mulai terbawa arus kemodernan.
Wisran Hadi sendiri, penulisnya, sudah
berpulang ke hadirat ilahi pada tahun 2011. Sebuah adat, sebuah tradisi, juga
sebuah rahasia. Sampai kapan sebuah rahasia bisa dikubur rapat-rapat?
Jawabannya bisa disimak di dalam novel ini.
09. Surga yang Tak Dirindukan –
Asma Nadia
Tahun terbit: 2014
Penerbit: AsmaNadia Publishing
House, Depok
Arini
selalu membayangkan bahwa rumah tangganya selalu diberikan kebahagian seperti
cerita-cerita di dalam dongeng. Ia selalu membayangkan bahwa suaminya adalah seorang
lelaki tampan yang baik hati. Dan, pada akhirnya terbukti. Dirinya dipersunting
oleh lelaki yang diimpikannya: Andhika Prasetya atau Pras.
Arini
adalah seorang penulis, sedangkan Pras adalah dosen. Rumah tangga mereka sangat
bahagia hingga dikarunia tiga orang buah hati.
Semuanya
baik-baik saja. Akan tetapi, pertemuan tidak sengaja Pras dengan Mei Rose
adalah awal dari keretakan rumah tangga Arini. Pras menemukan sebuah kecelakaan
yang melibatkan Mei Rose sebagai korban, perempuan berdarah Tionghoa yang
selama hidupnya sangat kenyang dengan penderitaan.
Mei
Rose sedang berusaha mengakhiri hidupnya ketika Pras menyelamatkannya. Berulang
dan berulang setelahnya Mei berusaha bunuh diri. Pras yang berempati pada
akhirnya berbuat baik untuk menikahinya. Ini menjadi suatu rahasia yang
kemudian diketahui oleh Arini.
Konflik
keluarga. Poligami. Ketabahan.
Novel
ini diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Sebenarnya, novel ini
sendiri judul aslinya adalah Istana Kedua.
08. Back to Ubud, Another Village
Called Home – Amanche Franck OE Ninu, dkk.
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Forum Sastra Indonesia –
UWRF – HIVOS
Saya
termasuk orang yang beruntung memiliki buku ini. Sebab, penulis-penulis tenar
dan potensial berkumpul di sini. Sebut saja: Arif Fitra Kurniawan, Benazir
Nafilah Al Fauzi, Frieda Amran, Guntur Alam, Indah Darmastuti, Ratna Ayu
Budhiarti, Sandie Firly, Sanie B. Kuncoro, dan yang lainnya. Mereka dengan
kelebihannya masing-masing menuliskan karya-karya luar biasa di buku ini.
Ide
buku ini sendiri tercetus sebagai gagasan dari Saut Poltak tambunan di
sela-sela acara Ubud Writers and Readers Festival di Bali. Gayung bersambut
dengan terkumpulnya tulisan dari 16 orang penulis, berupa cerpen juga puisi.
Buku
ini ditulis ke dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris. Sementara temanya
sendiri berkutat seputar pulang kampung, sesuai dengan subjudulnya: Another
Village Called Home, Mudik ke Kampung Lain.
latar belakang tempat
yang berbeda membuat kisah-kisah yang tertulis di dalamnya begitu menarik, begitu
Indonesia yang penuh keragaman.
Saya
mencoba mengutip salah satu puisi yang ada di dalam buku ini yang luar biasa
menarik. Dalam bahasa Inggris.
Solitude
Arif
Fitra Kurniawan
God
has left me
Prayers
have left me
Acts
of worship has left me
All
the words of forgiveness has left me
Leaving
for me
Only
a throat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar