Selasa, 19 Januari 2016
BUNGA TROTOAR
Ada yang tumbuh serupa benih
di sela trotoar kota ini
bunga harapan yang kelak layu sebelum saatnya
Bunga itu layu sebelum saatnya tiba
seorang gadis mengunyah bola matanya sendiri
menebar isak tangis di atas
batu yang terlanjur berbicara
Gadis yang lelap dalam buai hujan
dan iris gerimis
Di dadanya derap langkah jalanan adalah cerita usang yang kerap disimpan sebagai laju musim yang samar
Ia kerap bertanya perihal ayah
perihal ibu pada debu trotoar
selalu hening dalam senyap pertanyaan tak terjawab
: rindu ibu
Kepada ibunya ia kembali
dalam remang cuaca
saat kemarau hadir tertunda
Bunga yang layu belum saatnya
bunga trotoar mati terlindas roda zaman
menemui ibu menemui ayahnya
Indihyang-Tasik, 04 Desember 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar