Jumat, 08 September 2023

Subjektivitas dan Persepsi Manusia dalam Cerpen Rashomon




Rashomon
(Sumber Foto: Facebook @Dewi Kusumawati


     Rashomon merupakan sebuah karya sastra berbentuk cerita pendek yang ditulis oleh penulis Jepang, Ryuunosuke Akutagawa pada tahun 1915.

Cerpen ini merupakan kisah yang terkenal karena pendekatan naratifnya yang unik. Cerpen ini menceritakan bagaimana sebuah peristiwa dalam situasi yang sama diceritakan oleh banyak tokoh dari sudut pandang berbeda.

Dalam cerita ini setiap narator yang merupakah tokoh-tokoh dalam cerita memberikan versi yang berbeda-beda tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Hal ini tentu saja menggambarkan subjektivitas dalam ingatan dan persepsi manusia.

Cerita Rashomon telah mengilhami para sineas untuk mengadaptasinya ke bentuk media lain, termasuk film yang disutradarai oleh Akira Kurosawa pada tahun 1950 yang sangat terkenal, dengan judul yang sama: Rashomon.

Film ini menggambarkan konflik moral dan manusia dalam situasi yang penuh ketidakpastian.

Banyak yang menganggap Rashomon sebagai karya sastra yang memprovokasi pemikiran tentang sifat subjektif dari kebenaran dan bagaimana individu dapat memahami peristiwa yang sama dengan cara yang sangat berbeda.

Ini adalah cerita yang memicu diskusi filosofis yang mendalam dan masih relevan hingga hari ini sesuai dengan realita kenyataan yang ada bahwa sebuah kasus akan berbeda cara tafsirnya, bila dipersepsikan oleh banyak individu, dengan sudut pandang yang berbeda pula.

Dalam cerita Rashomon, terdapat beberapa tokoh dan karakter utama yang memainkan peran penting dalam menggambarkan ketidakpastian subjektifitas dalam kisah tersebut.

Beberapa tokoh dan karakter utama dalam cerita ini adalah:

Pria Tua, salah satu narator dalam cerita ini.

Dia adalah seorang penjaga gerbang Rashomon yang menjadi saksi atas peristiwa yang terjadi di bawah gerbang tersebut.

Perannya adalah menceritakan apa yang dia saksikan.

Monye, seorang wanita yang menjadi salah satu karakter utama dalam cerita.

Dia merupakan istri dari seorang pemotong kayu dan juga menjadi saksi dalam peristiwa yang terjadi.

Namun, versi ceritanya berbeda dengan versi pria tua.

Pemotong Kayu, suami dari Monye.

Dia juga memiliki versi sendiri tentang apa yang terjadi di bawah gerbang Rashomon.

Mayat, merupakan korban dalam cerita ini.

Keadaan mayat dan apa yang sebenarnya terjadi padanya menjadi pusat perdebatan dalam cerita.

Penyihir, karakter lain sebagai karakter pendukung yang muncul dalam cerita ini yang memberikan perspektif berbeda tentang peristiwa yang terjadi.

Karakter-karakter di atas menceritakan versi yang berbeda-beda tentang peristiwa yang sama, yang menunjukkan bagaimana pandangan dan ingatan manusia dapat sangat subjektif.

Kekuatan cerita Rashomon terletak pada penggunaannya yang cermat tentang sudut pandang berbeda ini untuk menjelajahi konsep kebenaran objektif dalam narasi.

 ******



Tidak ada komentar: