Sejumput kenangan sedari tadi kulahap lembar demi lembar
dari laci masa lalu kukeluarkan,berdebu banyak usang disana sini
menemani malam yang telah lama berkemas seiring lembayung menyeka merahnya akan gelap.
banyak cerita yang terlupa,bahkan terluka selebihnya cerita yang sama tentang pagi,tentang malam.
Baru kusadari,ternyata hitam ,putih bahkan kelabu telah berlalu,dan menyisakan berulang tanya dan jawab yang bertindih.Andai aku menyapu kembali kelu yang sempat tertahan lalu mengumpulkan serakannya sebisaku, mungkin ranting cemara yang sempat layu dipermainkan kemarau akan tertawa melanjutkan persemiannya kepada musim.
Kutarik kursi dari sepi,memungut lembaran pucat yang berserakan diatas meja; kubaca dengan lirih,selebihnya seperti mengeja hidup akan belantara memori.
detik waktu menyeret-nyeret menemani opera malam yang sedari tadi mencandaiku,ku semakin larut,pada windu keenam kutersenyum,pun dasa kelima kumengerut dahi,pada caci yang memaki ilalang kala itu.
terus tenggelam,lagi lembaran bisu,melagu rindu;entah berapa purnama telah kulepas hingga bayang ini begitu pekat mengiris malam.
mencoba menutup lembaran terakhir,sunyi
rasa berkelana,namun lelap tiba-tiba mengajakku mengitari singgasana mimpi,
mencoba menepis,namun rantainya begitu erat mengikat,
menit semakin menyeret,kututup lembar terakhir
sepi dan langgam jiwa berdansa bersama malam yang kian jumawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar