Bahkan, untuk mengumpulkan satu keping potongan ingatan yang terserak di berbagai sudut ruang pikiran ini, aku butuh banyak waktu.
Satu kali, aku menemukan keping pertama tergeletak tak bertuan. Tak ada clue yang bisa jadi petunjuk tentang dari sekat sebelah mana potongan ini berasal.
Masih dua ratus tujuh puluh dua, potongan itu harus kutemukan. Entahlah, apakah aku mampu melakukannya? Sementara lelah kerap memaksaku untuk berhenti.
Satu keping, dua keping, lantas aku harus mengurutkannya. Dan iingat, sekali salah urut, gambaran akan cenderung terbalik, berputar arah, mungkin juga salah posisi. Kanan tak mungkin menjadi kiri, apakah kalian berjalan dengan tangan, atau menyeruput segelas kopi dengan bantuan kaki? Bisa. Bisa juga tidak.
Ini tentang potongan takdir yang telah berlalu, membentuk pola-pola dinamis. Aku membaca polanya, namun tak mampu menciptakan pola baru. Semua hanya perkara menemukan lantas meletakkannya tanpa harus tertukar.
Puzzle: potongan-potongan yang terserak membingungkan.
Masih banyak waktu untuk tahu, nasib seperti apa yang kelak tampak menjadi gambaran utuh, setelah semua keping bersatu padu.
Rusa, cicak, gajah, atau kelinci.
Wajah dengan lengkung senyum, tawa bahagia, atau linang airmata.
Hidupku serupa puzzle, dengan potongan-potongan gambar tak utuh terserak entah di mana.
Tentu saja aku harus mencarinya, untuk menjadikan diriku: utuh.
Leles, ketika sekeping puzzle tergeletak tanpa daya di sudut pemakaman.
Sabtu, 10 Oktober 2015
Kamis, 19 Maret 2015
ZY (KUKEMBALIKAN CINTA)
Zy,
bukankah sudah kukatakan kepadamu,
Ini perihal kepergian dan ditinggalkan
Dan kau tahu, zy,
Kuncup-kuncup rasa yang pernah coba kurekahkan, kini,
Hanyalah layu yang sedu
Zy,
jalan ini, agalah
jalan-jalan bahagia yang kugariskan di tanah basahnya, dulu,
Kini, jalan ini tak lebih dari jalan-jalan lengang yang
ditinggalkan derap langkah para pejalan kaki
Tak ada celoteh, pun sendau gurau bibir-bibir para pengisah
dongeng-dongeng,
Dari cerita-cerita malam
Zy,
kepergianmu
menyisakan kesepian di selasar rumah kita,
Rumah tempat kita meninabobolan harapan-harapan renta kita
Entahlah, zy,
kita akan saling menyisakan rindu, atau saling meninggalkan
rajam,
Dari getir yang telah sama-sama kita genggam
Zy,
kukembalikan seluruh
malam syahdu ke ujung mimpimu yang entah
Langganan:
Postingan (Atom)